Rabu, 27 April 2011

Pengantar Paradoks


Para ahli Matematika yang biasanya juga ahli filsafat mengatakan bahwa antara benar dan salah terkadang tidak bisa dipisahkan begitu saja, bahwa yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Padahal kebenaran itu merupakan bayang-bayang dari kesalahan dan sebaliknya bahwa kesalahan itu merupakan bayang-bayang dari kebenaran.
Ternyata merekapun terkadang mendapatkan bahwa ada sesuatu yang benar  sekaligus sesuatu itupun juga salah. Nah, hal ini lah yang dimaksudkan dengan Paradoks. Paradoks merupakan suatu situasi yang timbul dari sejumlah premis yang diakui kebenarannya yang bertolak dari suatu pernyataan dan akan tiba pada suatu Kontradiksi.
Paradoks juga di kenal dengan nama antinomi karena melanggar hukum Law of Contradiction. Paradoks biasa digunakan untuk mematahkan argumentasi lawan dengan menempatkannya ke dalam situasi yang sulit dan serba salah.
Contoh simpel dari kontradiksi sebagai berikut:
"Semua Lelaki Adalah Pembohong !"
Mungkin para wanita yang membaca statement itu akan mengiyakannya., dan mungkin para pria yang membacanya hanya akan tersenyum simpul dengan sorot mata tidak bersalah. He..... He.... He.....
Namun, ketika saya yang mengatakan "Semua Lelaki Adalah Pembohong!" pastinya ada sesuatu yang aneh. Mengapa? ? Ada yang tahu?????
Merasa aneh sebab saya seorang lelaki (yang pasti tulent). Sehingga apa yang saya katakan bahwa "Semua Lelaki Adalah Pembohong !" juga merupakan suatu kebohongan. He.... He.... He.....
Jadi, menurut anda, mana yang benar???????
Semua lelaki adalah pembohong atau semua lelaki bukan pembohong?
Silahkan menilai sendiri.
Semoga pengetahuan yang baru saya berikan tadi merupakan hal yang bermanfaat bagi kita semua!
Amien Ya Rabbal A'lamin....

Jumat, 22 April 2011

Kisah Hidup Penemu Rumus Matematika I


Leonhard Euler
Orang jenius ini dilahirkan dengan nama Leonhard Euler. Dia lahir tahun 1707 di Basel, Swiss. Dia diterima masuk Universitas Basel tahun 1720 ketika umurnya baru 13 tahun. Alamak !!!  jenius sekali rupanya!!!!
mula-mula Euler belajar teologi (ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan beragama). Namun, tak lama dia segera pindah ke mata pelajaran matematika.
Dia memperoleh gelar sarjana dari Universitas Basel pada usia 17 tahun. Ketika berusia 21 tahun, Euler menerima undangan Catherine I dari rusia untuk bergabung dalam pengetahuan di St. Petersburg. Pada usia 23 tahun, dia telah menjadi Guru Besar Fisika dan Matematika, dan ketika dia berusia 26 tahun, Euler menggantika posisi ketua matematika yang sebelumnya diketuai oleh seorang matematikawan yang terkenal yaitu Daniel Bernoulli. Mantap!!!!
Sayang, 2 tahun kemudian, penglihatan mata Euler yang sebelah telah hilang. Namun, hal tersebut tidak membuat dia untuk patah semangat. Euler terus bekerja dan berkarya dengan menghasilkan artikel-artikel yang brillian.
Pada tahun 1741, Frederick  membujuk Euler agar meninggalkan Rusia dan memintanya bergabung ke Akademi Ilmu Pengetahuan di Berlin. Dia tinggal di Berlin selama dua puluh lima tahun dan kembali ke Rusia pada tahun 1766. Tak lama kemudian, kedua matanya tidak bisa melihat lagi. Hebatnya, meski tidak bisa melihat, Euler tetap bekerja melakukan penyelidikan dan berkarya. Euler memiliki kemampuan spektakuler dalam hal mental aritmatika.
Euler wafat pada tahun 1783 di St.Petersburg (sekarang bernama Leningrad) di usia 76 tahun. Meskipun begitu, Euler tetap saja terus mengeluarkan kertas kerja kelas tinggi di bidang matematika.

Minggu, 03 April 2011

Matematika Bukan.....

Hay bro..
saat ini saya mau memberikan informasi mengenai matematika yaitu Matematika bukan.......
Matematika Bukan.... ???? apa sih maksud loe??? mungkin itu yang ada di pikiran teman2..
Mau tau????
let's check it out !!!!
1. Matematika bukan numerologi. Walau numerologi memakai aritmatika modular untuk mengurangi nama dan data pada bilangan digit tunggal, numerologi secara berubah memberikan emosi atau ciri pada bilangan tanpa mengacaukan untuk membuktikan penetapan dalam gaya logika. Matematika ialah mengenai gagasan pembuktian atau penyangkalan dalam gaya logika. Namun, numerologi tidak. Interaksi antara secara berubah emosi penentuan bilangan secara intuitif diperkirakan dari pada yang telah diperhitungkan secara seksama.
2. Matematika bukan akutansi. Meskipun perhitungan aritmatika sangat krusial dalam pekerjaan akutansi, utamanya keduanya mengenai pembuktian yang mana perhitungan benar melalui sistem pemeriksaan ulang. Pembuktian atau penyangkalan hipotesis amat penting bagi matematikawan. Namun, tidak sebanyak akuntas. Kelanjutan dalam matematika abstrak menyimpang pada akutansi jika penemuan tidak dapat diterapkan pada pembuktian efisiensi tata buku konkret.
3. Matematika bukan sains, karena kebenaran dalam matematika tidak memerlukan pengamatan empiris.
4.   Matematika bukan fisika, karena fisika adalah sains.